Selasa, 19 Januari 2016

MAKALAH INTELIJEN

BAB I
PENDAHULUAN
1.         Latar belakang
Dalam kehidupan sehari–hari disadari atau tidak, kegiatan intelijen sering dilakukan dalam rangka pengambilan keputusan, yaitu melalui pertimbangan–pertimbangan yang matang dengan dilandasi oleh adanya bahan–bahan keterangan yang ada atau yang dicari. Sebagai contoh dapat dikemukakan adanya satu peribahasa yang berbunyi “sedia payung sebelum hujan”. Pentingnya membawa payung pada saat bepergian merupakan suatu keputusan yang diambil karena dilandasi adanya fakta bahwa pada saat itu sedang musim hujan, sehingga bepergian yang dilakukannya berjalan lancar, dengan demikian tujuan yang diinginkan dapat dicapai tanpa hambatan. Apabila contoh individual tersebut diproyeksikan dalam kehidupan berbisnis, seperti yang diuraikan oleh ahli strategi China, Sun Tzu : yang berbunyi “jika kamu mengenal musuh dan dirimu sendiri, kamu tidak perlu takut akan hasil 100 pertempuran. Jika kamu mengenal dirimu sendiri tanpa mengenal musuhmu, maka setiap yang diperoleh kamu juga akan menderita. Jika kamu tidak mengenal musuhmu dan dirimu sendiri, maka kamu akan menderita kekalahan dalam setiap pertempuran”.
Contoh kedua ini menunjukkan bahwa segala usaha/kegiatan untuk memperoleh pengetahuan tentang kemampuan kita dan kemampuan musuh merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan.
Setiap organisasi dengan berbagai macam cara berupaya untuk mengetahui sebanyak–banyaknya tentang kehidupan bisnis sendiri dan tentang lingkungan bisnis, serta berusaha untuk menutupi kegiatan bisnis sendiri terhadap kehendak lawan yang berniat mengetahuinya, agar tujuan, cita–cita dan kebijaksanaan yang sudah ditetapkan dapat berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan. Usaha/kegiatan tersebut pada dasarnya adalah intelijen. Jadi jelas jika intelijen ditinjau dari fungsi penyelenggaraan dan peranannya adalah sangat penting, terutama dalam kelangsungan hidup berorganisasi dan berbisnis dalam upaya mencapai cita–cita.
Itulah gambaran umum tentang kompetitif intelijen dalam bisnis, baik dalam keadaan sehari–hari dalam lingkup terbatas maupun dalam kehidupan berskala besar. Intelijen pada kehidupan berorganisasi senantiasa tidak terlepas dari adanya ATHG (Ancaman, Tantangan, Hambatan dan Gangguan), sehingga dituntut memiliki sejumlah kemampuan, yaitu kemampuan penyelidikan, kemampuan pengamanan dan kemampuan penggalangan. Adapun yang dimaksud dengan ATHG ialah :
a)      Ancaman ialah segala usaha yang bersifat merubah atau merombak kebijaksanaan secara konsepsional dari sudut kriminil atau kemampuan.
b)      Tantangan ialah merupakan usaha yang menggugah kemampuan.
c)      Hambatan ialah suatu usaha yang bersifat atau bertujuan melemahkan atau menghalangi kebijaksanaan, yang tidak bersifat konsepsional serta berasal dari diri sendiri.
d)     Gangguan ialah suatu usaha dari luar yang bersifat atau bertujuan melemahkan atau menghalangi kebijaksanaan, yang tidak bersifat konsepsional.
2.         Rumusan Masalah.
a.         Apa fungsi intelijen dalam bisnis ?
b.         Bagaimana penerapan kompetitif intelijen bisnis ?
3.         Landasan Teori.
a)      Teori Nilai (Value Theory).          
Teori nilai ini membahas persoalan konsumen dan produsen secara individu atau kelompok konsumen dan produsen yang dikenal sebagai pasar-pasar atau industri-industri.
b)      Ilmu Ekonomi Positif (Positive Economics).       
Membahas atau mempelajari apa itu (what is) atau bagaimana masalah-masalah ekonomi yang dihadapi masyarakat sebenarnya diselesaikan. Teori ekonomi positif menentukan bagaimana sebenarnya (in fact) sumber daya dialokasikan dalam suatu perekonomian. Jadi ilmu ekonomi menyangkut apa yang sedang, telah atau akan terjadi.
c)      Ilmu Ekonomi Normatif (Normative Economics).           
Mempelajari apa seharusnya dilakukan atau bagaimana masalah ekonomi yang dihadapi masyarakat seharusnya diselesaikan.
d)     Difinisi intelien adalah penciptaan new knowlege dalam suatu organisasi yang tidak lepas dari proses transformasi data menjadi intelijen yaitu; data, informasi, pengetahuan, intelijen dan kebijakan.
e)      Intelijen Kompetitif menurut Larry Kahanner adalah program yang sistematis untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi atas kegiatan pesaing dalam tampilan untuk mencapai tujuan strategis perusahaan.
4.         Maksud dan Tujuan
Maksud dari pembahasan makalah ini untuk memenuhi kewajiban tugas dosen pengampu materi Manajemen Strategik dan tujuannya untuk mengaplikasikan materi yang sudah disampaikan agar para mahasiswa memahami konsep strategik khususnya kompetitif intelijen sebagai strategi bisnis.
5.         Pengertian dalam Intelijen
a)      Data adalah gambaran peristiwa atau kejadian sebenarnya atas sesuatu hal yang terjadi. Data merupakan reasoning atas hal yang terjadi pada suatu periode waktu. Data sebagaimana fakta, belum memiliki arti dan manfaat. Untuk memberikan manfaat data tersebut harus mengalami proses terlebih dahulu.
b)      Informasi adalah kumpulan data yang memiliki hubungan sehingga memberikan makna. Informasi merupakan bentuk yang telah memberikan manfaat baik dalam arti positif maupun negatif. Informasi merupakan suatu bentuk yang berdasarkan atas sebuah fakta yang berupa angka, statistik, data-data tentang orang dan perusahaan.
c)      Knowledge merupakan sesuatu yang lebih luas, lebih dalam, lebih komprehensif dari data ataupun informasi. Knowledge berarti keahlian yang ada pada seseorang namun tidak terlihat, sedangkan explicit knowledge merupakan keahlian yang tertulis atau terdokumentasikan.
d)     Intelligence adalah pengumpulan informasi yang telah disaring, dievaluasi dan dianalisis, bisa juga disebut pengetahuan. Orang awam biasa mengartikan intelijen sebagai operasi militer yang rahasia atau bahkan sama dengan spionase. Pada dasarnya intelijen adalah proses penciptaan pengetahuan.
BAB II
PEMBAHASAN
1.         Umum
Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan mempengaruhi nilai- nilai nasionalisme terhadap bangsa.
a)      Pengaruh positif globalisasi terhadap nilai- nilai organisasi.
Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis, karena pemerintahan/organisasi/perusahaan adalah bagian dari suatu negara, jika pemerintahan/organisasi/perusahaan di jalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa rasa nasionalisme terhadap organisasi/perusahaan menjadi meningkat. Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang menunjang kehidupan nasional bangsa.
b)      Pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai- nilai organisasi.
Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat khususnya Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran, sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang. Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri (seperti Mc Donald, Coca Cola, Pizza Hut,dll.) membanjiri di Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia.
Masyarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat.
2.         Intelijen dalam Bisnis.
Business Week sempat menyampaikan bahwa terdapat 5.000 mata-mata  perusahaan yang saat ini aktif terlibat dalam aktifitas intelijen, dan sembilan dari sepuluh perusahaan besar memiliki staf-staf yang sangat berdedikasi khusus untuk mengumpulkan intelijen kompetitif. Artikel ini pun mengatakan lebih lanjut bahwa banyak  perusahaan besar AS yang telah menghabiskan lebih dari US$1 juta/tahun hanya untuk menelusuri pesaingnya. Bukti menyatakan bahwa manfaat dari memata-matai perusahaan justru meningkatkan pendapatan, menurunkan biaya dan memperbaiki pengambilan keputusan. 
Perlu di ketahui pada umumnya perusahaan-perusahaan besar di dunia melakukan proses seleksi, koleksi, interpretasi, dan distribusi informasi terbuka yang bisa diakses publik namun memiliki nilai penting bagi perusahaan. Usaha-usaha tersebut bisa kita istilahkan sebagai intelijen bisnis. Jadi intelijen bisnis bisa kita pahami sebagai suatu strategi untuk bersaing di dunia bisnis, pemahamannya berikut :
1.      Intelijen Bisnis adalah sebuah alternatif terminologi bagi kompetitif intelijen. Definisinya adalah kegiatan-kegiatan monitoring lingkungan eksternal sebuah perusahaan untuk mendapatkan informasi yang relevan bagi proses pembuatan kebijakan perusahaan tersebut.
2.      Kompetitor intelijen , yaitu proses analisa yang mentransformasikan keseluruhan competitor intelligence  yang utuh menjadi pengetahuan strategis tentang kompetitor, posisi, performance, kapabilitas, dan niat/tujuan. Pengetahuan strategis tersebut harus relevan, akurat, dan bisa digunakan.
3.      Kompetitif intelijen  adalah sebuah cara berpikir (way of thinking).
4.      Kompetitif intelijen menggunakan sumber-sumber informasi publik untuk mengetahui lokasi dan membangun informasi tentang persaingan dan pesaing-pesaing yang ada.
5.      Kompetitor intelijen adalah informasi yang sangat spesifik dan tepat waktu tentang sebuah perusahaan. (Richard Coombs, Competitive Intelligence Handbook. University Press of America, Bab I)
Jadi peran intelijen bisnis untuk saat ini memang dipandang perlu karena dinamika bisnis era sekarang sudah begitu cepat berkembang dan begitu ketat bersaing, sehingga perubahan sekecil apapun dari lingkungan ekternal kita dan sesingkat apapun waktu berlangsungnya perubahan, akan berdampak besar terhadap kelangsungan bisnis sebuah perusahaan.
Ada tugas utama dari seorang agen inteligen bisnis, yaitu :
1.   Mendapatkan informasi
Pertama, pentingnya intelijen atau mata-mata atau spionase bisnis adalah informasi. Informasi mengenai segala hal yang berkaitan dengan musuh yang sedang dihadapi dari sisi bisnis. Siapa mereka, apa tujuannya, seberapa besar kekuatan mereka ( berkaitan dengan, produk, modal, teknologi yang digunakan,sistem administrasi dan SDM ) apa rencana dan strategi mereka, dimana kelemahan mereka, dan dengan siapa saja mereka menjalin hubungan.. Selain dari pada itu intelijen bisnis dituntut untuk mengetahui sejauh mana loyalitas pelanggan terhadap produk, merk dan jasa tertentu sekaligus segmentasi pasar. Informasi-informasi tersebut yang kemudian akan kita gunakan untuk menyusun strategi yang tepat untuk menghadapi dan bahkan mengalahkan mereka. Tanpa adanya informasi-informasi tadi, kita hanya bisa meraba, mengkira-kira dan menebak-nebak. Jauh akan lebih sulit bagi kita untuk menentukan tindakan dan strategi yang akan digunakan.
2.   Membentuk sebuah opini
Kedua, tugas intelijen selain mengumpulkan informasi, juga harus mampumem bentuk sebuah opini publik terhadap produk kita maupun produk kompetitor. Pembentukan opini ini tergantung mau kita arahkan kemana. Apakah untuk memperbaiki dan menaikkan indek persepsi baik/popularitas dari produk kita atau sebaliknya untuk menjatuhkan/melemahkan produk kompetitor. Pembentukan opini ini akan sangat berdampak signifikan terhadap kepercayaandan loyalitas konsumen terhadap sebuah produk. Opini bisa diciptakan dan dimanipulasi. Pemilihan materi dan media sangat penting dalam proses ini. Tak jauh dari dunia perang, inteligen dalam dunia bisnis pun mutlak diperlukan agar roda bisnis kita tetap berjalan dengan baik. Tidak harus tujuannya membunuh dengan melakukan Offensive Inteligent, tapi cukuphanya untuk menjaga dan memastikan kelangsungan dan pertumbuhan positif bisnis kita (Deffensif Inteligent ).
3.         Fungsi Intelijen.
1.      Penyelidikan.

Meliputi segala usaha, pekerjaan dan kegiatan yang dilakukan secara berencana dan terarah untuk mengumpulkan bahan–bahan keterangan yang diperlukan, mengolah, menafsirkan dan menyampaikannya kepada pihak pimpinan yang berwenang pada semua tingkatan dalam peringkat pemerintahan/organisasi, untuk digunakan bagi penyusunan kebijaksanaan dan pengambilan tindakan secara diperhitungkan terlebih dahulu oleh masing-masing yang bersangkutan, sesuai dengan bidang tanggung jawab dan masalahnya.
Penyelidikan mencakup bidang bisnis dan fungsi ini dilakukan secara terus menerus, di dalam dan di luar, pada umumnya secara terbuka tetapi dimana perlu tertutup. Penggunaan produk penyelidikan untuk menentukan kebijaksanaan dan mengambil tindakan dalam batas–batas tanggung jawab masing–masing dengan berpedoman pada pokok–pokok kebijaksanaan yang telah digariskan oleh atasan organisasi masing–masing.
2.      Pengamanan
Meliputi segala usaha, pekerjaan dan tindakan yang dilakukan secara berencana dan terarah untuk mencegah, mengusut, mencari dan menemukan jejak, menggagalkan, melumpuhkan, menumpas dan menghancurkan usaha–usaha, pekerjaan dan kegiatan penyelidikan, sabotase dan penggalangan pihak lawan. Pencegahan dilakukan guna mencegah terjadinya hal–hal yang merugikan sebagai akibat usaha–usaha dan kegiatan–kegiatan pihak lawan maupun sebagai hambatan–hambatan serta kelemahan–kelemahan kita sendiri.
Pada hakekatnya, tujuan daripada pengamanan ialah untuk menjamin dan terpeliharanya sejauh mungkin suatu kondisi di mana :
1.      Tidak ada kesempatan dan peluang bagi pihak lain untuk berhasil melakukan spionase.
2.      Tidak ada kesempatan dan peluang bagi pihak lain untuk berhasil melakukan sabotase.
3.      Tertutup kemungkinan berhasilnya pihak lain melakukan subversi dan penggalangan.
Usaha, pekerjaan, kegiatan dan tindakan pengamanan selalu diarahkan terhadap lawan dan atau bakal lawan yang mengancam untuk melumpuhkan/menghancurkan sistim organisasi. Selanjutnya mengenai penyelenggaraan kegiatan–kegiatan pengamanan itu sendiri menurut sifatnya dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu :
1.      Pengamanan Preventif
Pengamanan preventif mempunyai tujuan untuk menghalangi dan mencegah berhasilnya usaha–usaha lawan. Dalam menyelenggarakan pengamanan preventif digunakan tindakan–tindakan yang aktif, dalam merintangi usaha lawan. Disamping tindakan–tindakan aktif, dilakukan pula tindakan–tindakan pasif, dalam arti merahasiakan apa yang penting terhadap lawan. Selanjutnya dilakukan pula tindakan–tindakan deseptif yang bertujuan untuk mengelabui dan menyesatkan lawan.
2.      Pengamatan Represif
Pengamatan represif dilakukan sebagai tindakan–tindakan lanjutan daripada usaha–usaha preventif, dalam hal ini dimana usaha–usaha yang tersebut belakangan ini mengalami kegagalan. Dalam hal ini, bekas–bekas yang ditinggalkan oleh lawan dipergunakan untuk melakukan pengusutan guna melumpuhkan, menumpas dan menghancurkan lawan juga, tindakan–tindakan represif dapat dilakukan dalam hal dimana terdapat indikasi–indikasi yang jelas tentang adanya usaha–usaha lawan yang mengancam.
3.      Fungsi Penggalangan
Meliputi semua usaha, pekerjaan, kegiatan dan tindakan yang dilakukan secara berencana dan terarah oleh sarana–sarana intelijen di daerah–daerah tertentu (baik di luar maupun di dalam perusahaan) untuk membuat, menciptakan dan atau mengubah suatu kondisi, kepada tingkat keadaan yang menguntungkan, guna mendukung kebijaksanaan instansi atau pimpinan yang sedang ditempuh atau akan ditempuh, serta usaha–usaha usaha untuk menghilangkan hambatan – hambatan terhadap kebijaksanaan tersebut.
Penggalangan dilakukan secara insidentiil, dalam jangka waktu tertentu dan atas perintah pimpinan/instansi yang berwenang. Operasi–operasi penggalangan bisa meliputi bidang politik, ekonomi, psikologi, dan sosial budaya sesuai dengan kebutuhan, dan pada dasarnya dilakukan secara tertutup dengan jalan mengeksploitasi setiap kelemahan yang terdapat pada sasaran, sehingga menguntungkan pihak yang menggalang, sekurang–kurangnya tidak merintangi dan menghambat kepentingan–kepentingan pihak yang menggalang.
4.      Penerapan Kompetitif Intelijen Bisnis
Telah dikemukakan bahwa kegiatan intelijen meliputi tiga fungsi intelijen, yaitu penyelidikan, pengamanan dan penggalangan. Dengan kata lain bahwa melakukan kegiatan intelijen berarti melakukan kegiatan penyelidikan, pengamanan atau penggalangan. Namun setiap melakukan penyelidikan, pengamanan atau penggalangan, dua fungsi intelijen lainnya harus merupakan kesatuan fungsi yang saling menunjang, sehingga didapatkan keterpaduan penyelenggaraan kegiatan intelijen. Sebagai contoh, bila kita melakukan penyelidikan, harus juga melakukan tindakan pengamanan dan melakukan penggalangan bila diperlukan. Dalam melakukan pengamanan, juga harus melakukan penyelidikan dan penggalangan. Demikian pula bila melakukan penggalangan, melakukan penyelidikan dan pengamanan.
Bagi insan intelijen yang profesioanl, fungsi intelijen adalah merupakan naluri intelijen yang harus dihayati dan diterapkan secara terampil dan profesional. Guna memahami lebih lanjut, berikut ini akan diuraikan bagaimana cara penyelenggaraan penyelidikan, pengamanan dan penggalangan.
Kompetitor intellijen didefinisikan sebagai aktivitas perusahaan dalam memahami entitas industri, pesaing, kekuatan, kelemahan, dan langkah antisipasi.. Sementara kompetitif  lebih luas perannya yaitu mempertimbangkan respon kompetitor terhadap kebutuhan konsumen/pelanggan, dalam proses penyusunan keputusan strategis. Kebutuhan konsumen/pelanggan merupakan hal utama dalam kompetitif intelijen, kemudian mengetahui kekuatan dan kelemahan kompetitor, mengkaji aktivitasnya, terakhir mengetahui kekuatan dan kelemahan diri sendiri.
Jadi kompetitor bukan kompetitif, tetapi hanya bagian dari kompetitif intelijen. Fokus kompetitor cenderung sebagai akumulasi masalah dalam hal keuntungan dalam pemasaran produk atau jasa. Sedangkan kompetitif intelijen cakupannya lebih luas terkait juga konsep peningkatan nilai yang menggabungkan kompetitor dan strategi perencanaan. Kompetitif intelijen dapat juga disebut competitive strategic).
Kompetitif Intelijen Perusahaan-Perusahaan di Inggris (by Sheila Wright, David W Picton, Joanne Callow) memperoleh pemahaman tentang bagaimana menyelenggarakan Competitive Intelligence (CI) yang baik dengan empat prinsip tujuan :
a.       Attitude : untuk menetapkan sikap di masa depan,
b.      GatheringIdentifikasi strategi pengumpulan CI
c.       Use : Menilai penggunaan CI dalam formulasi strategi
d.      Location : Mengidentifikasi letak/posisi tanggungjawab CI
Hal ini pererapan kompetitif intelijen adalah penciptaan new knowledge dalam suatu organisasi yang tidak bisa lepas dari proses transformasi data menuju intelijen. Intelijen harus memiliki sifat yaitu memiliki keakuratan yang tinggi, fokus pada suatu bidang, berdimensi waktu yang sesuai, visi ke depan, dapat diterapkan dan responsif terhadap kebutuhan manajemen.
Berdasarkan lingkup dan tingkatannya kompetitif intelijen dibagi, sebagai berikut :
Tipe
Lingkup
Tingkatan
Economic Intelligence
Makro
Negara
Business Intelligence
Makro
Industri/Pasar
Market Intelligence
Mikro
Pasar
Competitor Intelligence
Mikro
Pelaku Pasar
Customer Intelligence
Mikro
Konsumen
Maka proses kompetitif intelijen tersebut adalah :
a.       Memfokuskan pada industri dan membuat profil pesaing.
b.      Pengumpulan data menjadi intelijen, diorganisasi dan dievaluasi untuk menyediakan pandangan baru terhadap kompetisi.
Kompetitif Intelijen sebagai program sistematik untuk mengumpulkan dan menganalisa informasi tentang kegiatan para pesaing dan kecenderungan-kecenderungan bisnis umum untuk mewujudkan tujuan perusahaan. Dengan demikian dalam intelijen bisnis mengandung unsur sebagai berikut :
1.      Program sistematik
2.      Pengumpulan data
3.      Analisis informasi
4.      Aktifitas aktifitas bisnis
5.      Adanya tujuan strategis yang hendak dicapai
Semakin tingginya tingkat kesadaran hukum serta kerasnya sanksi yang diterima oleh perusahaan yang melakukan praktek spionase industri maka kebanyakan perusahaan melakukan praktek intelijen kompetitifnya dengan etis dan legal. Informasi yang diperlukan dalam intelijen kompetitif sendiri sebenarnya sudah tersedia, hanya tinggal mencarinya.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pentingnya intelijen atau mata-mata atau spionase bisnis adalah informasi. Informasi mengenai segala hal yang berkaitan dengan musuh yang sedang dihadapi dari sisi bisnis. Siapa mereka, apa tujuannya, seberapa besar kekuatan mereka ( berkaitan dengan, produk, modal, teknologi yang digunakan,sistem administrasi dan SDM ) apa rencana dan strategi mereka, dimana kelemahan mereka, dan dengan siapa saja mereka menjalin hubungan..
Proses kompetitif intelijen tersebut adalah :
1.        Memfokuskan pada industri dan membuat profil pesaing.

2.        Pengumpulan data menjadi intelijen, diorganisasi dan dievaluasi untuk menyediakan pandangan baru terhadap kompetisi.
3.        Merupakan proses dari mengumpulkan, mengana­lisa dan menggunakan data yang tersedia yang diperoleh dengan legal dan etis bukan merupakan spionase industri.
"Asymetric Warfare Strategy", menggambarkan kondisi sekarang dimana  pengaruh teknologi informasi dan komunikasi telah menjadi sesuatu yang bernilai sekaligus dapat menjadi senjata perusak. "Globalisasi, bergeser ke lini informasi beberapa perusahaan pandai memainkan strateginya dalam perang informasi yang lebih bersifat psychological warfare.
Daftar Pustaka

 
Ardiyanto. Gunawan, Intelijen Bisnis, Pohon Cahaya, Yogjakarta, 2010    

Kahaner. Larry, Competitive Intelligance, Prenhallindo, Jakarta, 1998
Siswosoemarto. S, Intelijen Ekonomi Teori dan Aplikasinya, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2012
http://s3b2.blogspot.co.id/2014/02/intelijen-bisnis.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar