BAB
I
PENDAHULUAN
1. Latar
belakang
Dalam kehidupan sehari–hari disadari
atau tidak, kegiatan intelijen sering dilakukan dalam rangka pengambilan
keputusan, yaitu melalui pertimbangan–pertimbangan yang matang dengan dilandasi
oleh adanya bahan–bahan keterangan yang ada atau yang dicari. Sebagai contoh
dapat dikemukakan adanya satu peribahasa yang berbunyi “sedia payung sebelum
hujan”. Pentingnya membawa payung pada saat bepergian merupakan suatu keputusan
yang diambil karena dilandasi adanya fakta bahwa pada saat itu sedang musim
hujan, sehingga bepergian yang dilakukannya berjalan lancar, dengan demikian
tujuan yang diinginkan dapat dicapai tanpa hambatan. Apabila contoh individual
tersebut diproyeksikan dalam kehidupan berbisnis, seperti yang diuraikan oleh
ahli strategi China, Sun Tzu : yang berbunyi “jika kamu mengenal musuh dan
dirimu sendiri, kamu tidak perlu takut akan hasil 100 pertempuran. Jika kamu
mengenal dirimu sendiri tanpa mengenal musuhmu, maka setiap yang diperoleh kamu
juga akan menderita. Jika kamu tidak mengenal musuhmu dan dirimu sendiri, maka
kamu akan menderita kekalahan dalam setiap pertempuran”.
Contoh kedua ini menunjukkan bahwa
segala usaha/kegiatan untuk memperoleh pengetahuan tentang kemampuan kita dan
kemampuan musuh merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan.
Setiap organisasi dengan
berbagai macam cara berupaya untuk mengetahui sebanyak–banyaknya tentang
kehidupan bisnis sendiri dan tentang lingkungan bisnis, serta berusaha untuk
menutupi kegiatan bisnis sendiri terhadap kehendak lawan yang berniat
mengetahuinya, agar tujuan, cita–cita dan kebijaksanaan yang sudah ditetapkan
dapat berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan. Usaha/kegiatan tersebut
pada dasarnya adalah intelijen. Jadi jelas jika intelijen ditinjau dari fungsi
penyelenggaraan dan peranannya adalah sangat penting, terutama dalam
kelangsungan hidup berorganisasi dan berbisnis dalam upaya mencapai cita–cita.
Itulah gambaran umum tentang kompetitif
intelijen dalam bisnis, baik dalam keadaan sehari–hari dalam lingkup terbatas
maupun dalam kehidupan berskala besar. Intelijen pada kehidupan berorganisasi
senantiasa tidak terlepas dari adanya ATHG (Ancaman, Tantangan, Hambatan dan
Gangguan), sehingga dituntut memiliki sejumlah kemampuan, yaitu kemampuan penyelidikan,
kemampuan pengamanan dan kemampuan penggalangan. Adapun yang dimaksud dengan
ATHG ialah :
a) Ancaman
ialah segala usaha yang bersifat merubah atau merombak kebijaksanaan secara
konsepsional dari sudut kriminil atau kemampuan.
b) Tantangan
ialah merupakan usaha yang menggugah kemampuan.
c) Hambatan
ialah suatu usaha yang bersifat atau bertujuan melemahkan atau menghalangi
kebijaksanaan, yang tidak bersifat konsepsional serta berasal dari diri
sendiri.
d) Gangguan
ialah suatu usaha dari luar yang bersifat atau bertujuan melemahkan atau
menghalangi kebijaksanaan, yang tidak bersifat konsepsional.
2. Rumusan Masalah.
a. Apa fungsi intelijen dalam bisnis ?
b. Bagaimana penerapan kompetitif
intelijen bisnis ?
3. Landasan Teori.
a)
Teori Nilai (Value
Theory).
Teori nilai ini
membahas persoalan konsumen dan produsen secara individu atau kelompok konsumen
dan produsen yang dikenal sebagai pasar-pasar atau industri-industri.
b) Ilmu
Ekonomi Positif (Positive Economics).
Membahas atau
mempelajari apa itu (what is) atau bagaimana masalah-masalah ekonomi
yang dihadapi masyarakat sebenarnya diselesaikan. Teori ekonomi positif
menentukan bagaimana sebenarnya (in fact) sumber daya dialokasikan dalam
suatu perekonomian. Jadi ilmu ekonomi menyangkut apa yang sedang, telah atau akan
terjadi.
c) Ilmu
Ekonomi Normatif (Normative Economics).
Mempelajari apa
seharusnya dilakukan atau bagaimana masalah ekonomi yang dihadapi masyarakat
seharusnya diselesaikan.
d) Difinisi
intelien adalah penciptaan new knowlege dalam suatu organisasi yang tidak
lepas dari proses transformasi data menjadi intelijen yaitu; data, informasi,
pengetahuan, intelijen dan kebijakan.
e) Intelijen
Kompetitif menurut Larry Kahanner adalah program yang sistematis untuk
mengumpulkan dan menganalisis informasi atas kegiatan pesaing dalam tampilan
untuk mencapai tujuan strategis perusahaan.
4. Maksud dan Tujuan
Maksud dari pembahasan makalah ini untuk
memenuhi kewajiban tugas dosen pengampu materi Manajemen Strategik dan
tujuannya untuk mengaplikasikan materi yang sudah disampaikan agar para
mahasiswa memahami konsep strategik khususnya kompetitif intelijen sebagai
strategi bisnis.
5. Pengertian dalam Intelijen
a) Data
adalah gambaran peristiwa atau kejadian sebenarnya atas sesuatu hal yang
terjadi. Data merupakan reasoning atas hal yang terjadi pada suatu periode
waktu. Data sebagaimana fakta, belum memiliki arti dan manfaat. Untuk
memberikan manfaat data tersebut harus mengalami proses terlebih dahulu.
b) Informasi
adalah kumpulan data yang memiliki hubungan sehingga memberikan makna.
Informasi merupakan bentuk yang telah memberikan manfaat baik dalam arti
positif maupun negatif. Informasi merupakan suatu bentuk yang berdasarkan atas
sebuah fakta yang berupa angka, statistik, data-data tentang orang dan
perusahaan.
c) Knowledge
merupakan sesuatu yang lebih luas, lebih dalam, lebih komprehensif dari data
ataupun informasi. Knowledge berarti keahlian yang ada pada seseorang namun
tidak terlihat, sedangkan explicit knowledge merupakan keahlian yang
tertulis atau terdokumentasikan.
d) Intelligence
adalah pengumpulan informasi yang telah disaring, dievaluasi dan dianalisis,
bisa juga disebut pengetahuan. Orang awam biasa mengartikan intelijen sebagai
operasi militer yang rahasia atau bahkan sama dengan spionase. Pada dasarnya
intelijen adalah proses penciptaan pengetahuan.
BAB
II
PEMBAHASAN
1. Umum
Kehadiran globalisasi tentunya membawa
pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut
meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruh
globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi,
ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan mempengaruhi nilai- nilai
nasionalisme terhadap bangsa.
a) Pengaruh
positif globalisasi terhadap nilai- nilai organisasi.
Dilihat dari globalisasi politik,
pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis, karena
pemerintahan/organisasi/perusahaan adalah bagian dari suatu negara, jika
pemerintahan/organisasi/perusahaan di jalankan secara jujur, bersih dan dinamis
tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif
tersebut berupa rasa nasionalisme terhadap organisasi/perusahaan menjadi
meningkat. Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional,
meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal
tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang menunjang kehidupan
nasional bangsa.
b) Pengaruh
negatif globalisasi terhadap nilai- nilai organisasi.
Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat
khususnya Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran,
sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke
ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme
bangsa akan hilang. Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap
produk dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri (seperti Mc Donald,
Coca Cola, Pizza Hut,dll.) membanjiri di Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta
terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya rasa nasionalisme
masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia.
Masyarakat kita khususnya anak muda
banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia, karena gaya
hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap
sebagai kiblat.
2. Intelijen dalam Bisnis.
Business Week sempat
menyampaikan bahwa terdapat 5.000 mata-mata perusahaan yang saat ini
aktif terlibat dalam aktifitas
intelijen, dan sembilan dari sepuluh
perusahaan besar memiliki staf-staf yang sangat berdedikasi khusus
untuk mengumpulkan intelijen kompetitif. Artikel ini pun mengatakan lebih
lanjut bahwa banyak perusahaan besar AS yang telah menghabiskan lebih dari US$1 juta/tahun hanya untuk menelusuri pesaingnya. Bukti menyatakan bahwa
manfaat dari memata-matai perusahaan justru meningkatkan pendapatan,
menurunkan biaya dan memperbaiki pengambilan keputusan.
Perlu
di ketahui pada umumnya perusahaan-perusahaan besar di dunia melakukan proses
seleksi, koleksi, interpretasi, dan distribusi informasi terbuka yang bisa
diakses publik namun memiliki nilai penting bagi perusahaan. Usaha-usaha
tersebut bisa kita istilahkan sebagai intelijen bisnis. Jadi intelijen bisnis
bisa kita pahami sebagai suatu strategi untuk bersaing di dunia bisnis,
pemahamannya berikut :
1.
Intelijen Bisnis adalah sebuah alternatif terminologi bagi kompetitif intelijen.
Definisinya adalah kegiatan-kegiatan monitoring lingkungan eksternal sebuah
perusahaan untuk mendapatkan informasi yang relevan bagi proses pembuatan
kebijakan perusahaan tersebut.
2.
Kompetitor
intelijen , yaitu proses analisa yang
mentransformasikan keseluruhan competitor intelligence yang utuh menjadi pengetahuan strategis tentang
kompetitor, posisi, performance, kapabilitas, dan niat/tujuan. Pengetahuan
strategis tersebut harus relevan, akurat, dan bisa digunakan.
3.
Kompetitif intelijen
adalah sebuah cara berpikir (way
of thinking).
4.
Kompetitif intelijen menggunakan sumber-sumber informasi publik untuk mengetahui lokasi dan membangun informasi
tentang persaingan dan pesaing-pesaing yang ada.
5. Kompetitor intelijen adalah informasi yang sangat spesifik dan tepat waktu tentang sebuah
perusahaan. (Richard Coombs, Competitive Intelligence Handbook.
University Press of America, Bab I)
Jadi
peran intelijen bisnis untuk saat ini memang dipandang perlu karena dinamika bisnis era sekarang sudah begitu cepat
berkembang dan begitu ketat bersaing,
sehingga perubahan sekecil apapun dari lingkungan ekternal kita dan sesingkat
apapun waktu berlangsungnya perubahan, akan berdampak besar terhadap
kelangsungan bisnis sebuah perusahaan.
Ada
tugas utama dari seorang agen inteligen bisnis, yaitu :
1. Mendapatkan
informasi
Pertama,
pentingnya intelijen atau mata-mata atau spionase bisnis adalah informasi.
Informasi mengenai segala hal yang berkaitan dengan musuh yang sedang dihadapi
dari sisi bisnis. Siapa mereka, apa tujuannya, seberapa besar kekuatan mereka (
berkaitan dengan, produk, modal, teknologi yang digunakan,sistem administrasi
dan SDM ) apa rencana dan strategi mereka, dimana kelemahan mereka, dan dengan
siapa saja mereka menjalin hubungan.. Selain dari pada itu intelijen bisnis
dituntut untuk mengetahui sejauh mana loyalitas
pelanggan terhadap produk, merk dan jasa tertentu sekaligus segmentasi pasar. Informasi-informasi tersebut
yang kemudian akan kita gunakan untuk menyusun strategi yang tepat untuk
menghadapi dan bahkan mengalahkan mereka. Tanpa adanya informasi-informasi tadi, kita hanya bisa meraba, mengkira-kira
dan menebak-nebak.
Jauh akan lebih sulit bagi kita untuk menentukan tindakan dan strategi yang akan digunakan.
2. Membentuk
sebuah opini
Kedua,
tugas intelijen selain mengumpulkan informasi, juga harus mampumem bentuk
sebuah opini publik terhadap produk kita maupun produk kompetitor. Pembentukan
opini ini tergantung mau kita arahkan kemana. Apakah untuk memperbaiki dan
menaikkan indek persepsi baik/popularitas dari produk kita atau
sebaliknya untuk menjatuhkan/melemahkan produk kompetitor. Pembentukan opini
ini akan sangat berdampak signifikan terhadap kepercayaandan loyalitas konsumen
terhadap sebuah produk. Opini bisa diciptakan dan dimanipulasi. Pemilihan
materi dan media sangat penting dalam proses ini. Tak jauh dari dunia perang, inteligen dalam dunia
bisnis pun mutlak diperlukan agar roda
bisnis kita tetap berjalan dengan baik. Tidak harus tujuannya
“ membunuh
” dengan melakukan Offensive Inteligent,
tapi cukuphanya untuk menjaga dan memastikan kelangsungan dan pertumbuhan
positif bisnis kita (Deffensif
Inteligent ).
3. Fungsi Intelijen.
1.
Penyelidikan.
Meliputi segala usaha, pekerjaan dan kegiatan yang dilakukan secara berencana dan terarah untuk mengumpulkan bahan–bahan keterangan yang diperlukan, mengolah, menafsirkan dan menyampaikannya kepada pihak pimpinan yang berwenang pada semua tingkatan dalam peringkat pemerintahan/organisasi, untuk digunakan bagi penyusunan kebijaksanaan dan pengambilan tindakan secara diperhitungkan terlebih dahulu oleh masing-masing yang bersangkutan, sesuai dengan bidang tanggung jawab dan masalahnya.
Penyelidikan mencakup bidang bisnis dan
fungsi ini dilakukan secara terus menerus, di dalam dan di luar, pada umumnya
secara terbuka tetapi dimana perlu tertutup. Penggunaan produk penyelidikan
untuk menentukan kebijaksanaan dan mengambil tindakan dalam batas–batas
tanggung jawab masing–masing dengan berpedoman pada pokok–pokok kebijaksanaan
yang telah digariskan oleh atasan organisasi masing–masing.
2.
Pengamanan
Meliputi segala usaha, pekerjaan dan
tindakan yang dilakukan secara berencana dan terarah untuk mencegah, mengusut,
mencari dan menemukan jejak, menggagalkan, melumpuhkan, menumpas dan
menghancurkan usaha–usaha, pekerjaan dan kegiatan penyelidikan, sabotase dan penggalangan
pihak lawan. Pencegahan dilakukan guna mencegah terjadinya hal–hal yang
merugikan sebagai akibat usaha–usaha dan kegiatan–kegiatan pihak lawan maupun
sebagai hambatan–hambatan serta kelemahan–kelemahan kita sendiri.
Pada hakekatnya, tujuan daripada
pengamanan ialah untuk menjamin dan terpeliharanya sejauh mungkin suatu kondisi
di mana :
1. Tidak
ada kesempatan dan peluang bagi pihak lain untuk berhasil melakukan spionase.
2. Tidak
ada kesempatan dan peluang bagi pihak lain untuk berhasil melakukan sabotase.
3. Tertutup
kemungkinan berhasilnya pihak lain melakukan subversi dan penggalangan.
Usaha, pekerjaan, kegiatan dan tindakan
pengamanan selalu diarahkan terhadap lawan dan atau bakal lawan yang mengancam
untuk melumpuhkan/menghancurkan sistim organisasi. Selanjutnya mengenai
penyelenggaraan kegiatan–kegiatan pengamanan itu sendiri menurut sifatnya dapat
dibagi dalam dua kategori, yaitu :
1.
Pengamanan Preventif
Pengamanan preventif mempunyai tujuan
untuk menghalangi dan mencegah berhasilnya usaha–usaha lawan. Dalam
menyelenggarakan pengamanan preventif digunakan tindakan–tindakan yang aktif,
dalam merintangi usaha lawan. Disamping tindakan–tindakan aktif, dilakukan pula
tindakan–tindakan pasif, dalam arti merahasiakan apa yang penting terhadap
lawan. Selanjutnya dilakukan pula tindakan–tindakan deseptif yang bertujuan
untuk mengelabui dan menyesatkan lawan.
2.
Pengamatan Represif
Pengamatan represif dilakukan sebagai
tindakan–tindakan lanjutan daripada usaha–usaha preventif, dalam hal ini dimana
usaha–usaha yang tersebut belakangan ini mengalami kegagalan. Dalam hal ini,
bekas–bekas yang ditinggalkan oleh lawan dipergunakan untuk melakukan
pengusutan guna melumpuhkan, menumpas dan menghancurkan lawan juga,
tindakan–tindakan represif dapat dilakukan dalam hal dimana terdapat
indikasi–indikasi yang jelas tentang adanya usaha–usaha lawan yang mengancam.
3.
Fungsi Penggalangan
Meliputi semua usaha, pekerjaan,
kegiatan dan tindakan yang dilakukan secara berencana dan terarah oleh
sarana–sarana intelijen di daerah–daerah tertentu (baik di luar maupun di dalam
perusahaan) untuk membuat, menciptakan dan atau mengubah suatu kondisi, kepada
tingkat keadaan yang menguntungkan, guna mendukung kebijaksanaan instansi atau
pimpinan yang sedang ditempuh atau akan ditempuh, serta usaha–usaha usaha untuk
menghilangkan hambatan – hambatan terhadap kebijaksanaan tersebut.
Penggalangan dilakukan secara
insidentiil, dalam jangka waktu tertentu dan atas perintah pimpinan/instansi
yang berwenang. Operasi–operasi penggalangan bisa meliputi bidang politik,
ekonomi, psikologi, dan sosial budaya sesuai dengan kebutuhan, dan pada
dasarnya dilakukan secara tertutup dengan jalan mengeksploitasi setiap
kelemahan yang terdapat pada sasaran, sehingga menguntungkan pihak yang
menggalang, sekurang–kurangnya tidak merintangi dan menghambat
kepentingan–kepentingan pihak yang menggalang.
4.
Penerapan Kompetitif
Intelijen Bisnis
Telah dikemukakan bahwa kegiatan
intelijen meliputi tiga fungsi intelijen, yaitu penyelidikan, pengamanan dan
penggalangan. Dengan kata lain bahwa melakukan kegiatan intelijen berarti
melakukan kegiatan penyelidikan, pengamanan atau penggalangan. Namun setiap
melakukan penyelidikan, pengamanan atau penggalangan, dua fungsi intelijen
lainnya harus merupakan kesatuan fungsi yang saling menunjang, sehingga
didapatkan keterpaduan penyelenggaraan kegiatan intelijen. Sebagai contoh, bila
kita melakukan penyelidikan, harus juga melakukan tindakan pengamanan dan
melakukan penggalangan bila diperlukan. Dalam melakukan pengamanan, juga harus
melakukan penyelidikan dan penggalangan. Demikian pula bila melakukan
penggalangan, melakukan penyelidikan dan pengamanan.
Bagi insan intelijen yang profesioanl,
fungsi intelijen adalah merupakan naluri intelijen yang harus dihayati dan
diterapkan secara terampil dan profesional. Guna memahami lebih lanjut, berikut
ini akan diuraikan bagaimana cara penyelenggaraan penyelidikan, pengamanan dan
penggalangan.
Kompetitor intellijen didefinisikan
sebagai aktivitas perusahaan dalam memahami entitas industri, pesaing,
kekuatan, kelemahan, dan langkah antisipasi.. Sementara kompetitif lebih luas perannya yaitu mempertimbangkan
respon kompetitor terhadap kebutuhan konsumen/pelanggan, dalam proses
penyusunan keputusan strategis. Kebutuhan konsumen/pelanggan merupakan hal
utama dalam kompetitif intelijen, kemudian mengetahui kekuatan dan kelemahan
kompetitor, mengkaji aktivitasnya, terakhir mengetahui kekuatan dan kelemahan
diri sendiri.
Jadi kompetitor bukan kompetitif, tetapi
hanya bagian dari kompetitif intelijen. Fokus kompetitor cenderung sebagai
akumulasi masalah dalam hal keuntungan dalam pemasaran produk atau jasa.
Sedangkan kompetitif intelijen cakupannya lebih luas terkait juga konsep
peningkatan nilai yang menggabungkan kompetitor dan strategi perencanaan. Kompetitif
intelijen dapat juga disebut competitive strategic).
Kompetitif Intelijen
Perusahaan-Perusahaan di Inggris (by Sheila Wright, David W Picton, Joanne Callow) memperoleh
pemahaman tentang bagaimana menyelenggarakan Competitive
Intelligence (CI) yang baik dengan empat prinsip tujuan :
a. Attitude
: untuk menetapkan sikap di masa depan,
b. Gathering
: Identifikasi strategi pengumpulan CI
c. Use :
Menilai penggunaan CI dalam formulasi strategi
d. Location
: Mengidentifikasi letak/posisi tanggungjawab CI
Hal ini pererapan kompetitif
intelijen adalah penciptaan new knowledge dalam suatu
organisasi yang tidak bisa lepas dari proses transformasi data menuju
intelijen. Intelijen harus memiliki sifat yaitu memiliki keakuratan yang
tinggi, fokus pada suatu bidang, berdimensi waktu yang sesuai, visi ke depan,
dapat diterapkan dan responsif terhadap kebutuhan manajemen.
Berdasarkan lingkup dan tingkatannya
kompetitif intelijen dibagi, sebagai berikut :
Tipe
|
Lingkup
|
Tingkatan
|
Economic
Intelligence
|
Makro
|
Negara
|
Business Intelligence
|
Makro
|
Industri/Pasar
|
Market
Intelligence
|
Mikro
|
Pasar
|
Competitor
Intelligence
|
Mikro
|
Pelaku Pasar
|
Customer
Intelligence
|
Mikro
|
Konsumen
|
Maka
proses kompetitif intelijen tersebut adalah :
a. Memfokuskan
pada industri dan membuat profil pesaing.
b. Pengumpulan
data menjadi intelijen, diorganisasi dan dievaluasi untuk menyediakan pandangan
baru terhadap kompetisi.
Kompetitif Intelijen sebagai
program sistematik untuk mengumpulkan dan menganalisa informasi tentang
kegiatan para pesaing dan kecenderungan-kecenderungan bisnis umum untuk
mewujudkan tujuan perusahaan. Dengan demikian dalam intelijen bisnis mengandung
unsur sebagai berikut :
1. Program
sistematik
2. Pengumpulan
data
3.
Analisis informasi
4. Aktifitas
aktifitas bisnis
5. Adanya
tujuan strategis yang hendak dicapai
Semakin tingginya tingkat kesadaran
hukum serta kerasnya sanksi yang diterima oleh perusahaan yang melakukan
praktek spionase industri maka kebanyakan perusahaan melakukan praktek
intelijen kompetitifnya dengan etis dan legal. Informasi yang diperlukan dalam
intelijen kompetitif sendiri sebenarnya sudah tersedia, hanya tinggal
mencarinya.
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pentingnya
intelijen atau mata-mata atau spionase bisnis adalah informasi. Informasi
mengenai segala hal yang berkaitan dengan musuh yang sedang dihadapi dari sisi
bisnis. Siapa mereka, apa tujuannya, seberapa besar kekuatan mereka ( berkaitan
dengan, produk, modal, teknologi yang digunakan,sistem administrasi dan SDM )
apa rencana dan strategi mereka, dimana kelemahan mereka, dan dengan siapa saja
mereka menjalin hubungan..
Proses
kompetitif intelijen tersebut adalah :
1. Memfokuskan
pada industri dan membuat profil pesaing.
2. Pengumpulan data menjadi intelijen, diorganisasi dan dievaluasi untuk menyediakan pandangan baru terhadap kompetisi.
3. Merupakan
proses dari mengumpulkan, menganalisa dan menggunakan data yang tersedia yang
diperoleh dengan legal dan etis bukan merupakan spionase industri.
"Asymetric Warfare Strategy",
menggambarkan kondisi sekarang dimana
pengaruh teknologi informasi dan komunikasi telah menjadi sesuatu yang
bernilai sekaligus dapat menjadi senjata perusak. "Globalisasi, bergeser
ke lini informasi beberapa perusahaan pandai memainkan strateginya dalam perang
informasi yang lebih bersifat psychological warfare.
Daftar Pustaka
Ardiyanto.
Gunawan, Intelijen Bisnis, Pohon Cahaya, Yogjakarta, 2010
Siswosoemarto.
S, Intelijen Ekonomi Teori dan Aplikasinya, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
2012
http://s3b2.blogspot.co.id/2014/02/intelijen-bisnis.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar